PROSPEK sektor properti pada 2023 masih akan bergerak positif sejalan dengan proyeksi IMF bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh hingga 5%. Meskipun suku bunga Bank Indonesia masih fluktuatif, sektor properti tetap menjadi primadona karena didukung dengan tingginya kebutuhan terhadap hunian. Guna mengulas hal tersebut, Sinar Mas Land menyelenggarakan Media Talkshow yang membahas peluang dan tantangan sektor properti serta kekuatan ekonomi makro Indonesia. Kondisi properti yang positif di tahun ini akan sangat bergantung pada stimulus pemerintah yang mendukung perusahaan properti dalam memberikan produk yang dibutuhkan oleh konsumen.
Dalam paparannya, Sekretaris Jenderal Realestat Indonesia (REI) Hari Ganie mengatakan, meskipun penjualan properti di Indonesia berada pada kondisi yang baik, pihaknya melihat perlu terobosan atau dukungan untuk sektor properti high-rise. "Karena di suatu daerah, apalagi kota padat penduduk, yang dibutuhkan ialah produk high-rise. Stimulus atau kebijakan baru untuk high-rise sangat membantu baik untuk konsumen maupun pemerintah untuk menciptakan kota yang lebih baik," ujar Hari dalam Media Talkshow bertajuk Pertumbuhan Sektor Properti: Peluang dan Tantangan di 2023, Rabu (22/2), di BSD City.
Begitu pun rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Hari meminta agar pemerintah dapat menaikkan harga rumah MBR karena sudah tiga tahun tanpa ada penyesuaian. Akibatnya, banyak anggota REI yang mengerjakan rumah MBR yang menunda dahulu pembangunannya. Indikasi prospek yang lebih baik pada sektor properti di tahun ini dibandingkan tahun lalu juga disampaikan oleh Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia. "Saat ini perekonomian konsumen sudah mulai bergerak ke arah yang lebih baik seiring dengan membaiknya penanganan dan situasi pandemi covid-19 di Indonesia. Jika sebelumnya konsumen masih menimbang-nimbang dan tidak terburu-buru untuk membeli properti, tahun ini kami rasa akan berbeda. Tahun ini dapat dikatakan sebagai momentum yang tepat, karena di 2024 kemungkinan ada ketidakpastian kembali," tutur Ferry.